Strip stainless steel presisi dapat mengalami retak dingin selama produksi atau pemrosesan, seringkali karena kombinasi faktor. Berikut ini adalah beberapa penyebab umum: Komposisi Bahan: Komposisi kimia baja tahan karat mempengaruhi ketangguhan dan ketahanannya. Konten elemen paduan yang tidak pantas dapat meningkatkan kerapuhan selama kerja dingin, yang mengarah pada cracking dingin.
Meningkatkan korosi dan resistensi oksidasi foil stainless steel biasanya dicapai dengan memodifikasi komposisi paduan, perlakuan permukaan, atau perlakuan panas. Berikut ini adalah beberapa metode umum:
Lembaran baja tahan karat 202 dan 304 adalah dua bahan baja tahan karat yang umum. Perbedaan utama mereka terletak pada komposisi, sifat, dan aplikasi mereka. Di bawah ini adalah perbandingan terperinci:
Metode perawatan permukaan utama untuk kumparan stainless steel hot-rolled adalah sebagai berikut: Pickling: Reaksi kimia ini menghilangkan skala, karat, dan kotoran lainnya dari permukaan stainless steel, menghasilkan permukaan yang halus dan peningkatan ketahanan korosi.
Kualitas 316 strip stainless steel umumnya dapat dinilai dari aspek -aspek berikut: 1. Analisis Komposisi Kimia Elemen utama 316 stainless steel termasuk besi, kromium (CR), nikel (NI), molibdenum (MO), dan karbon (C). Karakteristik utama dari 316 stainless steel adalah kandungan molibdenum tinggi (MO), biasanya antara 2% dan 3%.
Menguji komposisi kimia kumparan baja stainless 321 untuk kepatuhan dengan standar biasanya membutuhkan analisis kimia. Berikut ini adalah beberapa metode pengujian yang umum digunakan: 1. Analisis Spektroskopi Prinsip: X-ray Fluorescence (XRF) adalah metode analisis unsur non-destruktif. Ini memperlihatkan sampel ke sinar-X, merangsang emisi fluoresensi elemen dalam sampel. Analisis spektroskopi kemudian menentukan konten unsur.